memenuhi tugas cerpen bu, ismalinar sedikit lah berbagi hehe, sebenernya ini bisa dijadiin novel kalo mau di perluas lagi setiap kata-katanya tapi iya cerpen dulu deh, cerpen ini sih lebih tertuju sama kisah cinta pribadi gw ,
selamat membaca :D
selamat membaca :D
PILIHAN DAN KENYATAAN
Masa
SMA telah berakhir saatnya berfikir untuk menentukan menentukan langkah
selanjutnya. Yumi menatap seberkas
perndafataran Universitas yang ia tuju,
membacanya sekali lagi, lalu membayangkannya dengan tersenyum. Masa orientasi
mahasiswa tinggal menghitung hari, Yumi hanya diam termenung membayangkan
hal-hal baru yang belum pernah ia temukan. Selama menanti hari itu tiba, Yumi
selalu melakukan kegitannya seperti biasa.
Seperti
biasa saat Yumi membuka social media facebook. Ada sebuah nama yang sangat
asing ditelinga. Niko pria bertubuh kurus, tinggi, sederhana itu menarik
perhatian Yumi. Tanpa sengaja perkenalan
itu lebih sering terjadi melalui Blackberry Messenger.
“Niko, kuota paket data
ku habis, off dulu ya”
“oh, pantes di ping
pending, minta nomer hapenya atuh cantik”
Percakapan awal antar Niko dan Yumi pun terjadi. Perkenalan
melalui social media facebook.
“berasa sepi kalo ngk
ada kamu ahahaha”
“haha lebay ahk”
“minta nomer kamu atuh”
“0856938xxxxx”
Hari-hari Yumi mulai
terasa berbeda. Setiap saat ada saja yang ia tunggu. Yumi pun merasa ada
perasan yang tidak bisa dijelaskan setiap kali ia menerima chat, pesan BBM, SMS
dari Niko.
“asli Bandung?”
“bukan”
“terus”
“asli jawa”
“ouh, jawa mana”
“Solo, kamu sendiri asli Jakarta?”
“bukan, asli Yogyakarta”
Yumi yang memang keturunan Jawa tepatnya Solo itu semakin penasaran dan tertarik saat mendengan bahwa Niko mempunyai kota asal Yogyakarta. Ketertarikan Yumi semakin mendalam dan semakin ingin mengenal Niko. Percakapan itu terus berlangsung, canda tawa pun dimulai tanpa disadari Yumi menaruh hati terkagum oleh sosok Niko yang menut ia sososk pria yg asik, humoris, pengertian, dan Kota asal Niko yang membuat Yumi jatuh hati padanya. Kegiatan Yumi pun berubah dari sosok wanita yang tidak standby dengan hanphone seketika jadi wanita yang selalu standby dengan handphone setiap saat.
“bukan”
“terus”
“asli jawa”
“ouh, jawa mana”
“Solo, kamu sendiri asli Jakarta?”
“bukan, asli Yogyakarta”
Yumi yang memang keturunan Jawa tepatnya Solo itu semakin penasaran dan tertarik saat mendengan bahwa Niko mempunyai kota asal Yogyakarta. Ketertarikan Yumi semakin mendalam dan semakin ingin mengenal Niko. Percakapan itu terus berlangsung, canda tawa pun dimulai tanpa disadari Yumi menaruh hati terkagum oleh sosok Niko yang menut ia sososk pria yg asik, humoris, pengertian, dan Kota asal Niko yang membuat Yumi jatuh hati padanya. Kegiatan Yumi pun berubah dari sosok wanita yang tidak standby dengan hanphone seketika jadi wanita yang selalu standby dengan handphone setiap saat.
“ada yang marah gak nih
?”
“siapa? Kenapa harus
marah?”
“cowonya?”
“oh, engga kok, saya lagi sendiri”
“sama single dong”
“cowonya?”
“oh, engga kok, saya lagi sendiri”
“sama single dong”
Saat
disela-selapercakapan mereka, entah sengaja atau tidak sengaja Niko melontarkan
kata yang asing di dengar Yumi. Kata itu membuat Yumi berfikir sejenak.
“jangan ngambek dong
yang”
“yang??? Yang yang
kepalanya peyang hahaha”
Satu
kata namun menjadi satu fikiran yang membuat Yumi bertanya-tanya. Kebiasaan itu
yang berawal bercanda, namun terus terjadi, dalam benaknya bertanya-tanya.
“kenapa Niko berani berakata itu kembali, arti perkataan itu apa? Kenapa harus berkata itu? Aku siapa?”
“kenapa Niko berani berakata itu kembali, arti perkataan itu apa? Kenapa harus berkata itu? Aku siapa?”
Dengan
perasaan bingung dan penuh tanya Yumi menanyakan langsung kepada Niko.
“Niko?”
“iyaaa”
“kenapa manggilnya (yang yang yang) ke aku”
“iya engga kenapa-kenapa”
“serius Niko”
“iya beneran engga kenapa-kenapa, emang kenapa?”
“iya engga kenapa-kenapa sih, asing aja didengernya , kita kan engga ada hubungan apa-apa? Tapi kok manggilnya gitu?”
Melalui percakap itu akhirnya sebuah keputusan muncul, setelah Yumi dan Niko sama-sama saling berterus terang dan jujur terhadap apa yang mereka rasakan. Beberapa kata dari Niko yang membuat Yumi yakin kepadanya. Tidak pernah terduga dan terfikirkan perkenalan singkat ini menjadikan sebuah hubungan antara Yumi dan Niko. Padahal Yumi dan Niko mera belum pernah ketemu tatap muka langsung, tapi Yumi tidak mempermasalahkan itu. Yumi dan Niko menjalani hubungan jarak jauh atau bisa disebut LDR (Long Distance Relationship).
“iyaaa”
“kenapa manggilnya (yang yang yang) ke aku”
“iya engga kenapa-kenapa”
“serius Niko”
“iya beneran engga kenapa-kenapa, emang kenapa?”
“iya engga kenapa-kenapa sih, asing aja didengernya , kita kan engga ada hubungan apa-apa? Tapi kok manggilnya gitu?”
Melalui percakap itu akhirnya sebuah keputusan muncul, setelah Yumi dan Niko sama-sama saling berterus terang dan jujur terhadap apa yang mereka rasakan. Beberapa kata dari Niko yang membuat Yumi yakin kepadanya. Tidak pernah terduga dan terfikirkan perkenalan singkat ini menjadikan sebuah hubungan antara Yumi dan Niko. Padahal Yumi dan Niko mera belum pernah ketemu tatap muka langsung, tapi Yumi tidak mempermasalahkan itu. Yumi dan Niko menjalani hubungan jarak jauh atau bisa disebut LDR (Long Distance Relationship).
“difikir-fikir kita
lucu yah ? blum pernah ketemu tpi punya status gini”
“iyaaa ngk kefikiran juga kalo kita akan kaya gini ya ?”
“insya alloh, aku berusaha jaga hati, aku gk akan nyakitin kamu, ngk akan menyia-nyiakan kepercayaan yang udah kamu kekasin untuk aku Yumi?”
“iyaaa ngk kefikiran juga kalo kita akan kaya gini ya ?”
“insya alloh, aku berusaha jaga hati, aku gk akan nyakitin kamu, ngk akan menyia-nyiakan kepercayaan yang udah kamu kekasin untuk aku Yumi?”
“udah jangan terlalu
buat kata-kata untuk meyakinkan aku, cukup diri kamu aja yang tau, kamu ngk
perlu janji ini itu , buktikan setiap omongn kamu, aku gk mau terlalu berharap
lebih, takut gk sesuai”
“iya engga deh, tapi kamu percaya kan sama aku?”
“iya aku percaya kok”
“terimakasih sayang, i love you “
“iya sama-sama, love you to”
“iya engga deh, tapi kamu percaya kan sama aku?”
“iya aku percaya kok”
“terimakasih sayang, i love you “
“iya sama-sama, love you to”
Hari-hari
Yumi berbuah menjadi lebih berwarna. Kehadiran Niko benar-benar merubah Yumi. Karakter
Yumi dan Niko yang sama-sama tidak menyukain telfonan seketika berubah menjadi
sebuah rutinitas yang tidap pernah terlewatkan . Setiap sore sehabis waktu magrib
Yumi dan Niko bertelfonan hingga larut malam. Percakapan yang selau terjadi itu membuat Yumi
dan Niko mengetahui karakter sifat masing-masing, dan ternyata mereka menemukan
beberapa kesamaan sifat mereka. Saat telfonan Yumi mendengar sebuah aliran music
yang tidak asing didengan oleh Yumi.
“itu lagunya Aqua Timez
yang judulnya Alones ya?”
“iyaa, aku suka banget
denger lagu ini kalo lagi sendiri, atau lagi sedih, kamu tau?”
“iya aku tau, suka banget sama lagu-lagu Aqua Timez, aaaaaa gak nyangka kamu juga suka heheee”
“enak tau yang lagu nya, enak aja didenger”
“iya aku tau, suka banget sama lagu-lagu Aqua Timez, aaaaaa gak nyangka kamu juga suka heheee”
“enak tau yang lagu nya, enak aja didenger”
Percakapan
telfon itu pun berubah yang awalnya membahas kuliah beralih nyanyi-nyanyi
sambil tertawa-tawa. Sampai larut malam
akhirnya mereka mengakhiri telfon , memulihkan diri untuk kegiatan besok karna
Niko sudah masuk kuliah dan harus berangkat pagi. Dari seseorang yang tidak
suka telfonan berubah menjadi maniak telfon. Yumi dan Niko menjadikannya jadwal
rutin dan wajib bagi mereka untuk telfonan menyisahkan waktu untuk saling
berkomunikasi. Karna mereka LDR jadi ini merupakan cara agar komunikasi tetap
berjalan. Percakapan ini terus terjadi pembahasan terus bercabang hingga mereka
memutuskan bertemu dan menentukan waktu.
“liburan semester aku usahain pulang, liburan disana, aku mau ketemu kamu”
“iyah ? serius???”
“iya aku usahain, nanti kita main disana, kamu pulang gak?”
“rencananya aku pulang libur semester ini”
“kalo kamu bener libur, kabarin aku yaa”
“okeoke siap boss “
Yumi menjawab dengan gembira. Ini merupakan hal yang paling ditunggu untuk Yumi dan Niko.
“liburan semester aku usahain pulang, liburan disana, aku mau ketemu kamu”
“iyah ? serius???”
“iya aku usahain, nanti kita main disana, kamu pulang gak?”
“rencananya aku pulang libur semester ini”
“kalo kamu bener libur, kabarin aku yaa”
“okeoke siap boss “
Yumi menjawab dengan gembira. Ini merupakan hal yang paling ditunggu untuk Yumi dan Niko.
Tidak
terasa sudah memasuki bulan ketiga hubungan mereka mulai renggang. Niko yang
biasanya sllu menghubungun dan mengajak Yumi untuk telfonan, namun tiba-tiba
tidak memberi kabar atau respon apa pun kepada Yumi.
“maaf ya kali ini engga telfonan dulu, aku cape banget baru pulang , besok aku berangkat pagi, laik kali aja ya maaf untuk hari ini”
“oh iya udah iya paham, iya udah kamu istirahat yaaa jaga kesehatan”
“makasih udah ngertiin aku, kamu juga jaga kesehatan, jang lupa belajar, aku sayang kamu”
“maaf ya kali ini engga telfonan dulu, aku cape banget baru pulang , besok aku berangkat pagi, laik kali aja ya maaf untuk hari ini”
“oh iya udah iya paham, iya udah kamu istirahat yaaa jaga kesehatan”
“makasih udah ngertiin aku, kamu juga jaga kesehatan, jang lupa belajar, aku sayang kamu”
Semakin
hari semakin terasa aneh. Namun Yumi selalu berusaha teruf berfikir positif. Beranggapan
bahwa semua kan baik-baik saja, yakin dan percaya. Seminggu berjalan Yumi tidak
pernah protes atau pun marah walau bias terhitung kabar yang diberikan oleh
Niko.Yumi tetap berfikir positif dan mencoba mengerti karna Yumi yakin semua
masih dalam batas normal. Niko tiba-tiba menghubungin dan memberikan kabar
serta menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya.
“maaf iya baru ngabarin, aku bener-bener gk kepegang hp ditinggal dirumah mulu, aku baca pesan kamu kok , makannya sesekali aku bales takut kamu nungguin”
“iyah gapapa aku ngerti kok , aku ngk pernah minta kamu dan menuntu kamu harus standby untuk aku, kita udah sama-sama punya kesibukan masing-masing, saling ngerti aja, jangan mentingin ego masing-masing”
“maaf iya baru ngabarin, aku bener-bener gk kepegang hp ditinggal dirumah mulu, aku baca pesan kamu kok , makannya sesekali aku bales takut kamu nungguin”
“iyah gapapa aku ngerti kok , aku ngk pernah minta kamu dan menuntu kamu harus standby untuk aku, kita udah sama-sama punya kesibukan masing-masing, saling ngerti aja, jangan mentingin ego masing-masing”
Pembahasan
terus berlangsung namun ada kata yang tak terduga. Niko menjelaskan alas an tambahan
tentang dia tidak memberikan kabar kepada Yumi. Niko mengatakan bahwa hubungan
ini terasa hambar. Perkataan itu membuat Yumi seketika terdiam dan
berfikir apa yang terlah Yumi perbuat
sehingga Niko berkata itu. Namun Yumi hanya bias terdiam dan terus berfikir
kesalah diperbuat.
Hubungan
mereka mulai terasa tidak baik. Niko dan Yumi pun menyadari komunikasi yang
mereka bangun untuk saat ini sedang tidak terbangun dengan baik. Akhirnya mereka
mepunyai kesepakatan memperbaiki seperti awal, mencoba memperbaikin disetiap
titik kesalahannya.
Hari-hari
mulai kembali pulih walau tidak bias seperti dahulu seperti setiap hari
telfonan. Semua dikarenakan mempunyai kesibukan masing-masing menciba mengerti
dan memahami. Tapi nyatanyanya itu hanya bertahan untuk 2 minggu. Niko pun
memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Niko beranggapan jika terus dijalanin
hanya membuat luka untuk Yumi. Dengan berat hati Yumi menerima keputusan itu
walau Yumi tidak menginginkan itu karna Yumi tetap yakin akan keputusan yang
diambil Yumi semua kan baik-baik saja.
Hari
berganti namun ternyata Yumi tetap saja masih dalam baying-bayang Niko. Sesekali Yumi berusaha menghilangkan
namun nhatanya semakin kuat bayangan Niko melekat dibenaknya. Mencoba bersikap
baik tanpa harus terlihat sedih. Berusaha keras sebisa mungkin semampu mungkin
melupakan Niko.
Sebulan
berganti Yumi mulai terbiasa walau masih terdapat bayang Niko. Yumi menyadari sebuah harapan itu hanya
mimpi yang sulit diraih, namun Yumi merasa cukup semua rasa ini harus hilang. Bangkit
tanpa harus menengok kebelakang kembali. Kenyataan ini memang pahit tapi Yumi
percaya mungkin memang bukan disini kebahagian teruntuknya. Melepaskan Niko
membuarkan ia mencari kebahagianya. Yumi terlah berusaha mencoba menjadi yang
terbaik. Tanpa sesal Yumi kini tersenyum menghadapi kehidupannya dan menjadikan
ini sebuah pengalaman dalam hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar